Blogger templates

Sabtu, 09 Maret 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
              Pencemaran udara di beberapa tempat di Indonesia telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang pencemaran udara dengan segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah. Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-paru akibat pencemaran udara. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di Indonesia tidak biru lagi. Udara telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru-paru.
            Di indonesia, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dll. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10% sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.

1.2               Perumusan Masalah
1.2.1             Apa saja faktor penyebab pencemaran udara ?
1.2.2             Bagaimana dampak pencemaran udara ?
1.2.3             Apa saja usaha-usaha  pencegahan pencemaran udara ?

1.3               Tujuan Penulisan
1.3.1             Mengetahui Faktor penyebab pencemaran udara.
1.3.2              Mengetahui dampak pencemaran udara.
1.3.3              Menemukan  usaha-usaha pencegahan pencemaran udara.

1.4        Manfaat Penulisan
            Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar pencemaran lingkungan disebabkan oleh ulah manusia sendiri.

1.5        Landasan Teori
            Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
            Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
            Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya.Oleh karena itu dengan dibuatnya makalah  ini diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya pencemaran udara. dan dengan dilaksanakanya solusi alternatif tersebut diharapkan ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya polusi udara,dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca, hujan asam, kerusakan lapisan ozon.
            Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:
·  Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol)
·  Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan      nitrogen dioksida)
·  Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon)
·  Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap)
            Sedangkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:
·  Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
·  Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan,             benzene.
·  Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.
   Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:
·  Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi,     pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya           berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.
·  Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di      ruangan.
            Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:
                  ·    Sulfur dioksida (SO2)
                  ·    Karbon monoksida (CO)
                  ·    Nitrogen dioksida (NO2)
                  ·    Ozon (O3)
                  ·    Hidro karbon (HC)
                  ·    PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 )
                  ·    TSP (debu)
                  ·    Pb (Timah Hitam)
Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :
·  Polusi udara.
·  Panas.
·  Radiasi.
Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :
·  Asap industri.
·  Asap kendaraan bermotor.
·  Asap pembangkit listrik.
·  Asap kebakaran hutan.
·  Asap rokok.
Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya :
·  Timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah.
·  Timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.
·  Uap pelarut organik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Faktor penyebab pencemaran udara
            Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
            Pencemaran udara dibedakan menjadi pencemaran primer dan pencemaran sekunder. Pencemaran primer adalah substansi pencemaran yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemaran udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemaran sekunder adalah substansi pencemaran yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
            Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.
Berikut  faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya:
Kegiatan manusia
·  Transportasi
·  Industri
·  Pembangkit listrik
·  Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai           jenis bahan      bakar)
·  Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
·  Gunung berapi
·  Rawa-rawa
·  Kebakaran hutan
·  Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
·  Transportasi amonia
·  Kebocoran tangki klor
·  Uap pelarut organik

Jenis-jenis pencemar
·  CFC
·  Ozon

2.2               Dampak pencemaran udara
2.2.1             Dampak kesehatan
            Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
            Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

2.2.2             Dampak terhadap tanaman
            Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

2.2.3             Hujan asam
            pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
·  Mempengaruhi kualitas air permukaan.
·  Merusak tanaman.
·  Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga             mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.
·  Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan.

2.2.4             Efek rumah kaca
            Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
·  Pencairan es di kutub.
·  Perubahan iklim regional dan global.
·  Perubahan siklus hidup flora dan fauna.

2.2.5             Kerusakan lapisan ozon

            Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul

molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

            Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.


2.3                   Usaha-usaha pencegahan pencemaran udara
            Untuk pembersih udara yang mengandung butir-butir halus, seperti debu atau fume, dipilih salah satu cara berikut ini :
2.3.1             Kamar pengendap yang memberikan kesempatan kepada butir-butir halus yang      terdapat  dalam udara kotor untuk mengendap di kamar tersebut sebelum dialirkan ke luar.
2.3.2             Perangkat kelembapan yaitu alat yang pada saat dilalui udara kotor akan dapat       merubah arah aliran, sehingga butir halus tidak ikut bersama aliran udara, lalu dapat terpisah/mengendap.
2.3.3             Alat silikon yakni suatu ruangan yang dijalani udara kotor secara melingkar, sehingga        butir-butir halus melekat pada pendinginnya.
2.3.4             Presiptor, seperti baling-baling yang menyebabkan butir-butir halus terhempas dan terkumpul di sekitar baling-baling.
2.3.5             Saringan yang menyaring dan menahan butir-butir halus ; yang terbuat dari wol, nylon, asbes, atau kapuk dan lainnya.
2.3.6             Presiptasi listrik yaitu pengendapan debu-debu oleh karena adanya tegangan antara dua kutub listrik.
            Untuk membersihkan udara yang mengandung gas atau uap, yaitu sebagai berikut :
a.                   Cara pembakaran
            Cara pembakaran  yaitu membakar hubungan bahan/gas yang terdapat dalam udara kotor tersebut dengan mempergunakan cara-cara kimia yang khusus, agar terjadi pembakaran sempurna.
b.                  Cara pencucian
            Cara memncuci yaitu mengalirkan udara kotor melalui air atau sejenis larutan yang mudah bereaksi dan mengikat gas atau uap beracun yang dikandung udara tersebut.
c.                   Penyegaran udara
            Untuk ruangan umum seperti rumah tinggal, kantor, rumah kerja, pabrik , bioskop, diperlukan penyegaran udara agar tidak terjadi pengotoran udara di dalamnya, sirkulasi udara dari luar gedung yang masih segarbdan bersih ke dalam.
             Ada beberapa persyaratan untuk penyegaran udara, antara lain:
a.                        Udara segar yang diperlukan harus bebas debu, sisi industri dalam                           keadaan suhu dan kelembapan yang cocok untuk kesehatan.
b.                       Jumlah udara segar harus cukup untuk menggantikan udara                                      pengap di dalam ruangan.

            Berbagai macam – macam cara untuk mendaptkan penyegaran udara adalah sebagai berikut:
1.                       Ventilasi secara alamiah
a.    Porositas atau rongga-rongga yang terdapat pada pembatas ruangan seperti dinding, langit-langit atau lantai.
b.    Kerenggangan yang terdapat pada pintu, jendela, serta lubang-lubang ventilasi khusus dibuat pada dinding-dinding.
c.    Pintu dan jendela dibuka sewaktu-waktu.

2.                       Ventilasi secara buat-buatan
            Dalam ruangan penuh sesak, seperti ruang bioskop atau ruang tutup, keadaan udaranya dapat menjadi panas, lembab dan mengandung karbon dioksida makin tinggi. Keadaan seperti ini menyebabkan udara menjadi pengap dan dapat berbahaya bagi kesehatan.
            Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka dapat kita gunakan :
a.                        Memasang kipas angin atau ventilasi melalui pengipasan udara                                 (aspirasi) dan ventilasi melalui peniupan udara (pulsi).
b.                       Cara memasang sebagai kontruksi atap pada dinding-dinding                                  sehingga udara dapat masuk atau keluar dari ruangan.
c.                        Cara lain kita gunakan AC (air conditioner).

3.                       Ventilasi mempergunakan saluran khusus.
            Untuk keperluan ventilasi udara segar pada ruangan kerja yang besar, seperti pada pabrik-pabrik atau kantor-kantor besar, terutama pada bagian-bagian/ruangan bawah tanah, sering juga digunakan saluran udara khusus. Untuk ini diperlukan satuan pompa udara besar yang dihubungkan dengan satuan alat “pekondisian udara”.










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Bahwa pencemaran udara selain disebabkan oleh fakor alam, pencemaran udara lebih banyak disebabkan oleh manusia, misalnya dari kenderaan bermotor, kegiatan industri dan sebagainya.
            Selain dapat membahayakan lingkungan, pencemaran udara juga dapat membahayakan kesehatan manusia.
3.2 Saran
            Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan motor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

DAFTAR PUTAKA

Sarditjo dan Sapardi Borojo Kudoyo, 1962. Bakteorologi Umum, Jakarta :             Penerbit Universitas.
Rudy Gunawan. 1979. Pedoman Perencanaan Rumah Sehat, Jakarta : Yayasan     Sarana Cipta.
Steve Pollach, 1992. Udara, Jakarta : Rosda Jaya Putra.
Iskandar Danu Sugondho.1982. Dasar-dasar Teknik Tata Udara. I, Ditektorat      Pendidikan Dasar dan Menengah.
Suhartini Tjokro Kusumo. 1983. Pendidikan Kesehatan, Ditektorat Pendidikan      Kejuruan.
 http:// www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_0.

Tidak ada komentar: